Senin, 23 November 2009

MENYUSUN LAPORAN
A. Membedakan Berbagai Jenis dan Bentuk Laporan
Laporan adalah segala sesuatu yang disampaikan atau diinformasikan kepada pihak lain baik secara lisan maupun tertulis setelah seseorang/kelompok orang melaksanakan/meng-ikuti suatu kegiatan/penelitian. Tujuannya adalah untuk mengatasi suatu masalah, menyampaikan suatu informasi, mengambil keputusan, mengetahui kemajuan dan perkembangan suatu masalah, melakukan pengawasan atau perbaikan, dan untuk menemukan suatu cara atau teknik tertentu yang baru.
Jenis laporan kegiatan di antaranya: laporan laboratorium, laporan keuangan, laporan administrasi, laporan penelitian, laporan pengamatan. Hasil laporan kegiatan tersebut dapat berbentuk surat, buku, artikel, makalah, ataupun karya tulis.
Agar laporan hasil kegiatan dapat mencapai sasaran atau keinginan pembaca, maka rencanakan isi hasil laporan tersebut dalam bentuk kerangka laporan. Gunakan bahasa yang jelas, baku, efektif, dan sistematis penyampaiannya. Adapun kerangka laporan mencakup bagian pendahuluan (nama kegiatan, tempat, waktu kegiatan, tujuan, dan peserta) isi (hasil kegiatan selama melakukan pengamatan/penelitian), dan penutup (kesimpulan dan saran).
Segala informasi yang disampaikan setelah melaksanakan suatu kegiatan disebut laporan. Laporan juga merupakan salah satu alat penyampaian infromasi, fakta, data secara resmi kepada pihak lain. Laporan bisa berbentuk buku, artikel, maupun surat. Laporan tersebut ditujukan kepada pihak-pihak yang berkepentingan sehingga pihak yang bersangkutan dapat memahami, mengerti, atau mungkin memerlukannya untuk kepentingan yang lainnya.
Ada beberapa jenis laporan, di antaranya:
1. Laporan administrasi, yaitu pemberian bahan-bahan atau keterangan secara objektif berdasarkan kenyataan di bidang personil, material, keuangan, dan tata kantor.
2. Loporan berkala (harian, mingguan, bulanan, ataupun tahunan), informasi yang secara rutin disampaikan dengan lengkap.
3. Laporan penelitian, laporan yang disampaikan berdasarkan hasil penelitian terhadap suatu objek atau gejala.
4. Laporan khusus, laporan yang disampaikan karena diminta atasan atau karena keperluan mendadak yang luar biasa atau khusus.
5. Laporan pengamatan, laporan yang dibuat berdasarkan hasil pengamatan suatu benda atau objek.
6. Laporan perjalanan, jenis laporan yang berisi informasi kegiatan setelah melaksanakan suatu perjalanan atau karya wisata.
Fungsi laporan di antaranya:
1. Alat penyampai infromasi kepada orang lain/pihak lain.
2. Alat dokumentasi.
3. Alat evaluasi kegiatan berikutnya.
4. Alat pertanggungjawaban.
Laporan Observasi adalah laporan kegiatan yang ditulis oleh seseorang atau kelompok orang yang telah melakukan suatu kegiatan observasi. Laporan tersebut akan berguna sebagi bukti tertulis (dokumentasi), sebagai bahan informasi kepada orang lain/instansi lain, sebagai bahan pertanggungjawaban kepada pimpinan, sebagai bahan pengawasan terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan, sebagai bahan evaluasi untuk melaksanakan kegiatan berikutnya.
Perhatikan contoh sistematika laporan kegiatan observasi sebagai berikut!
Judul
Lembar Pengesahan (jika diperlukan)
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Jenis dan Waktu
D. Objek/Sasaran
Bab II Isi (Sesuaikan dengan judul kegiatan) Biasanya menjelaskan dan menguraikan segala sesuatu yang diamati, dialami, dijumpai atau dilakukan selama melaksanakan kegiatan. (Disesuaikan dengan urutan waktu dan tempatnya serta jenis kegiatannya)
Bab III Penutup
A. Kesimpulan (dapat berupa kesan, pencapaian target, dan hasi kegiatan)
B. Saran
Daftar Sumber Bacaan
Lampiran-lampiran (jika ada)
Biodata (jika diperlukan)
Sistematika tersebut bukanlah hal yang mutlak harus dilaporkan dalam sebuah laporan kegiatan observasi. Jika diperlukan, boleh menambahkan unsur lain disesuaikan dengan hal yang diperlukan.

B. Menyusun Kerangka Makalah dan Mengembangkan Menjadi Makalah (Karya Tulis Ilmiah)
Makalah (karya tulis ilmiah) adalah suatu tulisan yang isinya bersifat keilmuan dilakukan dengan metode (berpikir) ilmiah, dan telah memenuhi persyaratan tulisan ilmiah. Judul dalam makalah diketik dengan huruf kapital, menarik perhatian, membahas satu pokok permasalahan.
Langkah awal membuat sebuah makalah (karya Tulis) adalah menentukan topik yang akan ditulis. Selanjutnya menyusun kerangka makalah. Hal ini dilakukan agar penulisan makalah terarah dan berkaitan antar bagian satu dengan bagian lainnya. Kaidah penulisan makalah (karya tulis) di antaranya:
1. Diketik 2 spasi pada kertas HVS kuarto.
2. Ukuran kiri & atas 4 cm, kanan & bawah 3 cm.
3. Bagian pembuka berhalamana angka Romawi kecil, dan bgian inti berhalaman angka Arab. Halaman tiap bab di tengah bawah berjarak 1,5 cm, halaman berikutnya di kanan atas berjarak 1 cm.
4. Angka Romawi I, II, III, dan seterusnya digunakan untuk bab atau bagian pertama.
5. Huruf kapital A, B, C, D dan seterusnya digunakan untuk subbab atau bagian kedua.
6. Angka Arab 1, 2, 3, 4 dan seterusnya digunakan untuk subbab berikutnya pada bagian ketiga.
7. Huruf kecil a, b, c, d, dan seterusnya digunakan untuk subbab berikutnya pada bagian keempat.
8. Angka Arab dalam kurung (1), (2), (3), (4) dan seterusnya digunakan untuk subbab berikutnya pada bagian kelima.
9. Huruf kecil dalam kurung (a), (b), (c), (d), dan seterusnya digunakan untuk subbab berikutnya pada bagian keenam.

Perhatikan contoh penulisan kerangka makalah (karya tulis) berikut ini!
a. Bagian Awal: judul, kata pengantar, & daftar isi.
b. Bagian Inti, mencakup bab per bab di antaranya
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang Penulisan
B. Batasan Masalah
C. Tujuan Penulisan
D. Metode Penulisan
Bab II Pembahasan Masalah
Bab III Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran
Bagian Akhir, mencakup daftar pustaka, lampiran-lampiran (jika ada) biografi
Perhatikan contoh penulisan berikut ini!


C. Menyajikan Karya Tulis
Penyusunan karya tulis pada dasarnya dibagi menjadi tiga bagian, yaitu pembuka (awal), isi (inti bahasan), dan penutup (akhir). Bagian pembuka meliputi judul, lembar pengesahan (jika diperlukan), kata pengantar, dan daftar isi. Penulisan judul karya tulis hendaknya mampu memberikan gambaran yang jelas tentang materi dan ruang lingkup masalah yang akan dibahas. Selain itu, judul harus menarik perhatian pembaca sehingga pembaca memiliki keinginan untuk memahaminya. Kata pengantar sekurang-kurangnya berisi
1) Ucapan syukur
2) Penjelasan mengenai adanya tugas pembuatan suatu karya tulis.
3) Informasi tentang judul dan tujuan penyusunan karya tulis.
4) Ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu.
5) Kerendahan hati dan harapan penulis.
Daftar isi dibuat bila seluruh pembahasan selesai dilakukan. Karya tulis yang lebih dari sepuluh halaman sebaiknya disertai nomor halaman.
Bagian Isi Karya tulis meliputi:
Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Penulisan
1.2 Pembatasan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
1.4 Metode Penulisan.
Bab 2 Pembahasan Masalah (Memaparkan uraian pokok permasalahan)
Bab 3 Penutup
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Bagian Akhir mencakup:
Daftar pustaka, lampiran (jika ada), dan biodata (jika diperlukan).

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penulisan
Bagian ini, penulis menyajikan informasi yang berkaitan dengan hal-hal yang melatarbelakangi penulisan. Informasi yang disampaikan dapat berasal dari sumber kepustakaan ataupun wawasan pengetahuan yang dimiliki penulis. Informasi tersebut sebaiknya disampaikan secara deduktif.

B. Batasan Masalah
Agar pembahasan masalah ini terarah dan sistematis, maka penulis harus membatasi permasalahan. Batasan masalah cukup dua atau tiga pertanyaan yang berkaitan dengan judul penulisan. Contoh batasan masalah:
1. Bagaimanakah bahaya narkoba bagi masa depan remaja Indonesia?
2. Bagaimanakah upaya remaja Indonesia dalam menanggulangi bahaya narkoba?

C. Tujuan Penulisan
Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk:
1. Menginformasikan bahaya narkoba bagi masa depan remaja Indonesia.
2. Memaparkan upaya rmaja Indonesia dalam menanggulangi bahaya narkoba.
3. Menambah wawasan dan pengetahuan bagi remaja Indonesia tentang bahaya narkoba.
D. Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam menyusun karya tulis ini adalah:
1. Observasi digunakan untuk melakukan pengamatan secara langsung terhadap permasalahan di lapangan.
2. Studi Pustaka digunakan untuk mencari dan mengumpulkan sumber bacaan atau informasi yang berkaitan dengan judul penulisan karya ilmiah.
3. Empiris digunakan untuk memadukan atau menerapkan antara permasalahan dengan pengalaman-pengalaman yang terjadi di lapangan.
Contoh Penulisan Daftar Pustaka

Ardhana, Wayan. 1987. Bacaan Pilihan dan Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Depdikbud Dikti.

Keraf, Gorys. 1989. Komposisi. Ende Flores: Nusa Indah.

Kompas. Harian Umum Edisi, tanggal, kolom. Penerbit

Suriasumantri, Jujun S. 1981. Ilmu dalam Prespektif. Jakarta: Gramedia.

Tidak ada komentar: